FLAGELLATA
Flagellata (dalam bahasa Latin diambil dari kata “flagell”
yang berarti cambuk) atau Mastigophora (dari bahasa Yunani,”mastig” yang
berarti cambuk, dan “phora” yang berarti gerakan), dalam taksonomi
kuno Flagellata merupakan salah satu kelas dalam filum protozoa atau protista
yang mirip hewan, namun dalam taksonomi modern menjadi superkelas yang dibagi
menjadi dua kelas, yaitu Phytomastigophorea
(Fitoflagellata) yang mirip tumbuhan karena memiliki kromatafora, sehingga dapat melakukan fotosintesis dan Zoomastigophorea (Zooflagellata) yang menyerupai hewan, tidak berkloroplas dan bersifat heterotrof.
Alat gerak Flagellata adalah
flagellum atau cambuk getar, yang juga merupakan ciri khasnya, sehingga namanya
disebut Flagellata (flagellum = cambuk).
Fitoflagellata diklasifikasikan
menjadi 3 kelas, yaitu Euglenoida, Nuctiluca Miliaris dan Volvox
Globator. Sedangkan Zooflagellata terdiri dari Trypanosoma dan Leishmania
Ciri
– Ciri
Apabila kita melihat dari namanya,
maka Flagellata ini
bergerak dengan bantuan satu atau lebih flagela. Bentuk flagela seperti cambuk.
Letak flagel berada pada ujung depan sel (anterior), sehingga saat bergerak
seperti mendorong sel tubuhnya, namun ada juga letak flagel di bagian belakang
sel (posterior). Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagella juga dapat
digunakan untuk mengetahui keadaan lingkungannya. Tampak pula membran yang berombak-ombak dan
kelihatan menonjol, sehingga flagela dan membran ini berguna untuk gerak aktif
dan/atau mengumpulkan makanan dengan cara menghasilkan aliran air di sekitar
mulut sehingga makanan dapat memasuki mulut. Flagellata juga memiliki alat
pernapasan yang disebut stigma
(bintik mata). Stigma ini berfungsi sebagai alat respirasi yang
dilakukan untuk pembakaran hidrogen yang
terkandung di dalam kornel.
Sitoplasma Flagellata dikitari oleh
polikel atau pembungkus yang nyata sehingga memberikan bentuk tubuhnya. Bentuk tubuh Flagellata sangat beragam,
ada yang berbentuk lonjong, menyerupai bola, memanjang, dan polimorfik
(memiliki berbagai bentuk morfologi).
Flagellata hidup secara
soliter dan ada juga yang
berkoloni dalam air (air tawar,
danau, sungai, kolam, genangan air) dengan suhu 16-25°C, dan pH 6-8.
Flagellata memperoleh nutrisi
dengan beberapa cara :
§ bersifat holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis
makanannya sendiri dari zat organik yang berasal dari lingkungan karena
memiliki kloroplas
§ bersifat parasitik dengan cara menempel pada inang untuk
mendapat nutrisi.
Flagellata meliputi sekitar 1500
jenis Protozoa yang semuanya mempunyai alat gerak flagela. Semua jenis dalam
kelompok ini berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri secara
membujur. Beberapa jenis Flagellata bersimbiosis dengan organisme lain,
misalnya Oikomonas synsyanotica dan Amphisolenia bersimbiosis dengan
Cyanobacteria. Jenis yang lain bersifat parasit yang mengifeksi manusia dan
menimbulkan penyakit pada alat kelamin, usus, dan penyakit sistemik.
Cara
Reproduksi
Reproduksi
pada Flagellata ada 2 macam, yaitu vegetatif dan generatif. Reproduksi
vegetatif (aseksual) dengan cara pembelahan biner secara longitudinal, misalnya
pada Euglena.
Reproduksi
generatif (seksual) terjadi karena persatuan antara ovum dan spermatozoid,
misalnya pada Volvox. Reproduksi secara generatif berfungsi
untuk memperkaya variasi genetik, sehingga menghasilkan individu mutan yang
lebih tahan terhadap kondisi lingkungan. Pada Volvox terdapat
koloni jantan yang menghasilkan sperma dan koloni betina yang menghasilkan
ovum, namun ada juga koloni yang bersifat hermafrodit yang dapat menghasilkan
sperma serta ovum. Meskipun koloni yang bersifat hermafrodit dapat menghasilkan
sperma dan ovum dalam satu koloni, kematangan sperma dan ovum tidak pada saat
yang bersamaan, sehingga tidak dapat terjadi pembuahan diri. Ovum dihasilkan
oleh oogonium, sedangkan Volvox jantan menghasilkan
spermatozoid oleh spermatogonium. Setelah terjadi fertilisasi akan menghasilkan
zigot, zigot akan menghasilkan empat spora, yang kemudian akan menjadi individu
baru.
Manfaat
Jenis Flagellata Trichonympha dan Myxotricha hidup di dalam usus rayap yang
membantu rayap untuk mencerna kayu karena dapat mengeluarkan enzim selulosa.
Enzim ini membuat partikel kayu
tersebut menjadi lebih lunak, sehingga mudah dirombak dan terurai menjadi
bagian-bagian kecil lalu diserap oleh rayap. Bahan yang diserap ini sebagian
dibutuhkan oleh rayap dan sebagian untuk kelangsungan hidup Flagellata.
Di lingkungan
perairan flagellata berperan sebagai phytoplankton dan zooplankton sebagai sumber
pakan alami ikan dan udang. Euglena
viridis dapat digunakan
sebagai sumber Protein Sel Tunggal (PST), karena memiliki kandungan protein
yang sangat tinggi. Selain itu, Flagellata juga
berperan sebagai predator karena
memangsa organisme uniseluler atau ganggang, bakteri,
dan microfungi,
sehingga populasi organisme dapat dikendalikan. Selain berfungsi sebagai
pengendali, Flagellata yang bersifat saprofitik berperan sebagai dekomposer
dalam rantai makanan.
Contoh
·
Trypanosoma gambiense
Golongan dari spesies ini pada umumnya hidup sebagai parasit yang
hidup di dalam darah, baik manusia maupun ternak. Penyakit ini pernah menyerang
orang Afrika bagian barat dengan gejala awal si
penderita suka tidur dan dikenal dengan penyakit tidur. Trypanosoma gambiense hidup
di dalam kelenjar ludah lalat Tsetse (Glossina palpalis).
Pada saat menusuk kelenjar yang mengandung parasit tersebut masuk ke dalam
darah manusia yang menyerang getah bening (kelenjar limfa) dan akibatnya
kelenjar limfa si penderita membengkak/membesar dan terasa nyeri disertai demam
tinggi.
·
Trichomonas vaginalis
Bila ditinjau dari namanya, jenis ini menimbulkan satu tipe penyakit
vaginitis, yaitu merupakan peradangan pada vagina yang ditandai dengan
keluarnya cairan dan disertai rasa panas seperti terbakar dan rasa gatal.
Species ini tidak mempunyai stadium sista dan menyebar sebagai penyakit
kelamin. Dapat juga menginfeksi dan menular pada pria yang menimbulkan penyakit
prostatitis. Trichomonas vaginalis dapat
berpindah dari wanita pada ke pria melalui hubungan seksual.
·
Giardia lamblia
Merupakan satu-satunya Protozoa usus yang menimbulkan penyakit
disentri/diare dan kejang-kejang di bagian perut. Protozoa ini ditemukan dalam
duodenum/usus dua belas jari. Penularannya melalui makanan atau minuman yang
tercemar dan melalui kontak dari tangan ke mulut.
·
Leishmania donovani
Leishmania donavani menimbulkan penyakit pada
anjing dan dapat ditularkan pada manusia. Penyakit ini menyebabkan perbesaran
limpa, hati, kelenjar limfa, anemia sehingga dapat menimbulkan kematian. Inang
perantaranya sejenis lalat pasir (Phlebotomus). Di
Indonesia penyakit seperti ini belum pernah ditemukan.
No comments:
Post a Comment