NASKAH DRAMA KEMERDEKAAN INDONESIA
Scene 1
Narator : Pada
tanggal 14 Agustus, Soekarno, Hatta dan
Radjiman pulang dari Dalat, Vietnam Selatan . Ketika sampai di Jakarta mereka
menerima kabar dari para pemuda mengenai
kedudukan Jepang pada perang dunia II.
(sekutu ngebom)
Sutan Sjahrir : (berbicara kepada Soekarno-Hatta) Pak, saya mendapat kabar dari radio
luar negeri bahwa Jepang telah kembali ke negaranya.
Mereka menyerah tanpa syarat pada sekutu. Tentara Amerika telah mengebom Hirosima dan Nagasaki.
Soekarno :
Laporan diterima. Sekarang sebarkan berita ini ke seluruh Indonesia.
Narator : Setelah para pemuda mendapat kabar tersebut, mereka menuntut untuk
mempercepat proklamasi Indonesia.
Pemuda : (demo) KAMI MAU MERDEKA !! MERDEKA !! KAMI MAU
MERDEKA !!
Soekarno :
Tidak, tidak, tidak bisa!
Hatta : Kita harus menunggu dan mengikuti keputusan Jepang melalui PPKI. Apa kalian tidak memikirkan bahaya apa
saja apabila bila kita tetap nekad memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Apa lagi kekuatan militer Jepang yang masih berada di Indonesia
mampu menggagalkan rencana untuk memperoklamasikan Indonesia
Pemuda :
Tunggu sebentar, jika proklamasi Indonesia
dilakukan melalui PPKI akan terkesan kemerdekaan kita adalah pemberian
Jepang. Kita akan diragukan dan dianggap boneka Jepang oleh dunia
Internasional.
Sutan Sjahrir : Saya setuju kepada pemuda itu !
Pemuda :
(demo) KAMI MAU MERDEKA !! KAMI MAU
MERDEKA !!
(Soekarno-Hatta kebingungan)
Scene 2
Narator : Pada
tanggal 15 Agustus 1945. Para pemuda melakukan rapat yang dipimpin oleh Chaerul
Saleh.
Chaerul Saleh : Jadi hasil keputusan kita adalah :
a)
Kemerdekaan Indonesia adalah hak dan masalah rakyat Indonesia sendiri, bukan
tergantung kepada negara lain.
b)
Mewujudkan proklamasi kemerdekaan oleh bangsa
Indonesia sendiri yang bebas dari bangsa asing manapun.
c)
Menemui Soekarno-Hatta
Chaerul Saleh : Wikana, Darwis, kalian saya utus untuk menemui Soekarno untuk menyampaikan hasil
rapat ini.
Wikana : Siap laksanakan, bung !
(Wikana-Darwis
pergi ke tempat Soekarno untuk menemuinya)
Darwis :
Pak, pasukan bersenjata dari PETA, barisan pelopor, heiho dan pasukan pemuda
siap mengepung kota untuk menjalankan revolusi bersenjata demi menghancurkan
tentara Jepang. Kami sudah siap untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
ini.
Soekarno : Tidak bisa! Kita perlu
mempertimbangkan keterbatasan persenjataan yang kita miliki, tidak lihatkah
anda, bahwa senjata Jepang lebih canggih? Lagipula sayapun belum siap untuk
ini.
Wikana : Baiklah
pak kalau begitu. Tapi tolong dipikirkan kembali pak, ini adalah kesempatan
bagus untuk kita memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Narator : Kegagalan para wakil pemuda dalam mengajak Soekrno ditanggapi dengan
serius oleh mereka sampai-sampai diadakan rapat yang kedua yang juga dipimpin
oleh Chaerul Saleh.
Chaerul Saleh : Jadi, hasil keputusan kita adalah:
a) Kemerdekaan harus dinyatakan sendiri oleh rakyat tanpa
menunggu kemerdekaan hadiah dari Jepang.
b) Membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Karawang
agar terhindar dari pengaruh Jepang untuk menindas dan menghalangi kemerdekaan
Indonesia.
Pemuda : Kenapa Rengasdengklok, tuan? Kenapa tidak di tempat lain?
Chaerul Saleh : Rengasdengklok telah aman dan bebas dari kekuatan militer Jepang.
Tentara PETA telah mengepung kota kecil itu.
Pemuda : Kalau begitu, bawa Soekarno!! Bawa Hatta !!
Narator : Akhirnya, dibawalah Soekarno dan Hatta ke
Rengasdengklok. Mereka mengadakan sebuah pembahasan yang sengit antara Soekarno
dan para pemuda.
(di Rengasdengklok)
Pemuda :
Ayo! Kita rebut kemerdekaan Indonesia secepatnya dari tangan Jepang!
Soekarno : Tidak bisa! Kita harus menunggu Jepang.
Pemuda : Kita tidak akan merdeka kalau menunggu Jepang.
Hatta : Benar bung apa yang mereka katakan.
Soekarno : Baiklah. Siapa yang akan membacakan proklamasi tersebut?
Pemuda : Bagaimana kalau bung Karno saja? Bung Karno telah berperan banyak bagi
kami.
Hatta : Saya setuju dengannya. Bagaimana bung?
Soekarno : Baiklah. Apakah kita akan melakukannya disini?
Pemuda : Tentu saja tidak. Kita akan melakukannya di Jakarta.
Narator : Berita tentang hilangnya Soekarno-Hatta menyebabkan
kepanikan anggota PPKI yang rencananya akan bersidang. Setelah ditelusuri
ternyata tempat Soekarno-Hatta dapat diketahui. Seorang penghubung dalam kelompok Kaigun yaitu Mr. Achmad
Soebardjo ditugasi untuk menjemput Soekarno-Hatta di Rengasdengklok. (PPKI
panik)
Achmad S. :
(menjemput Soekarno-Hatta) (berbicara pada pemuda) Soekarno Hatta akan
secepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Pemuda : Kapan? Kapan? Jangan beri kami janji palsu!
Achmad S. :
Paling lambat tanggal 17 Agustus. (kemudian pergi)
Scene 3
Narator : Setelah rombongan dari Rengasdengklok tiba di
Jakarta, mereka langsung berkumpul di rumah Laksamana Maeda. Hal ini
dimaksudkan agar tidak timbul kecurigaan di pihak Jepang. Pada malam itu juga,
Soekarno-Hatta menemui Kepala Pemerintahan Umum, Mayor Jendral Nishimura untuk
menjajaki sikapnya mengenai pelaksanaan Proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Soekarno : Mayor Jendral, kami akan segera melaksanakan
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Bagaimana menurut anda?
Mayor Jendral : Tidak bisa! Tidak bisa! Kami melarang kemerdekaan
kalian-kalian, tapi kalian tetap harus mempertahankan status quo sampai Sekutu
datang.
Soekarno : Tapi, tapi …
Narator : Pertemuan itu tidak mengubah rencana yang telah
disepakati bersama para pemuda, maka mereka pun kembali ke rumah Laksamana
Maeda. Kemudian dibentuklah tim perumus teks yang terdiri dari Soekarno, Hatta
dan Achmad Soebardjo.
Maeda : Selamat datang, bung! Silahkan masuk.
Hatta : iya, terima kasih.
Soekarno : Ahmad
Soebarjo, saya perintahkan kamu untuk mengutip kata – kata dari bagian pembukaan piagam Jakarta.
Ahmad S. : Baik bung, siap dilaksanakan!
(Berunding)
Soekarno : Ok, kita sepakati kalimat pertama
proklamasi adalah “Kami Bangsa
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.”
Hatta : Saya ingin menambahkan
kalimat kedua bunyinya adalah “Hal-hal mengenai pemindahan kekoeasaan dan
lain-lain, diselaggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang
sesingkat-singkatnya.”
Sayuti Melik : Saya bacakan perubahan
pada teks proklamasi yaitu “tempoh menjadi tempo”, “Wakil-wakil bangsa
Indonesia menjadi Atas nama bangsa Indonesia”, “ Djakarta 17-8-’05 menjadi Djakarta, hari 17
boelan 8 tahoen ‘05”.
Sukarni : Bagaimana kalau eks ini
ditandatangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama seluruh rakyat
Indonesia?
Semua : Baik, saya setuju!
Hatta : BM. Diah, tolong
perbanyak naskah itu dan sebarkan ke seluruh Indonesia.
BM. Diah : Oke, siap Pak!
Hatta : Adam Malik, bisakah anda
membantu menyiarkan berita proklamasi ini ke seluruh Indonesia?
Adam M. : Bisa Pak, akan saya lakukan!
Sukarni : Pak, bagaimana kalau
pembacaan teks proklamasi dilakukan di lapangan IKADA?
Soekarno :
Tidak, sebaiknya dilakukan di rumah saya saja pada pukul 10.00 pagi.
Semua : Baiklah, semoga rencana ini
dapat terlaksana denganbaik dan lancar.
Scene 4
Narator : Sejak pagi hari tanggal 17
Agustus 1945 rakyat telah banyak yang berkumpul di kediaman Soekarno .Mereka
telah mempersiapkan segalanya untuk menyambut kemerdekaan. Sekitar 1000 orang hadir dalam pembacaan proklamasi
itu dan mereka diatur oleh dua orang pemuda anggota Barisan Pelopor, yaitu
Sudiro dan Suhud.
Soekarno : (Fatmawati jahit bendera merah
putih) Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk
kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombang aksi
kita untuk mencapai kemerdekaan Nasional tanpa henti. Di dalam zaman Jepang ini
tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnya,
tetap saja kita menyusun tenaga kita sendiri, tetap kita percaya pada kekuatan
sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita bena-benar mengambil nasib bangsa dan
nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani
mengambil nasib pada tangannya sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya. Maka
kami, tadi malam telah mngadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat
Indonesia dari seluruh Indonesia, permusyawaratan itu seia-sekata berpendapat,
bahwa sekaranglah saatnya yang tepat
untuk menyatakan kemerdekaan kita. Saudara-saudara
! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah Proklamasi Kami
: Proklamasi
Kami Bangsa
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia .
Hal-hal mengenai
pemindahan kekoeasaan dan lain-lain, diselanggarakan dengan tjara seksama dan
dalam tempo jang sesingkat-singkatnya
Djakarta, Hari
17 Boelan 8 Tahoen 05
Atas nama bangsa
Indonesia
(Tanda tangan
Soekarno) (Tanda Tangan Hatta)
Narator : Lalu dikibarkanlah bendera
merah putih dengan diirigi lagu kebangsaan Indonesia Raya karya W.R. Supratman!
THE END
No comments:
Post a Comment