Monday, March 2, 2015

Drama : Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

NASKAH DRAMA KEMERDEKAAN INDONESIA

Scene 1
Narator                                : Pada tanggal 14 Agustus, Soekarno, Hatta dan Radjiman pulang dari Dalat, Vietnam Selatan . Ketika sampai di Jakarta mereka menerima kabar dari para pemuda mengenai kedudukan Jepang pada perang dunia II.
(sekutu ngebom)
Sutan Sjahrir      : (berbicara kepada Soekarno-Hatta) Pak, saya mendapat kabar dari radio luar negeri bahwa Jepang telah kembali ke negaranya. Mereka menyerah tanpa syarat pada sekutu. Tentara Amerika telah mengebom Hirosima dan Nagasaki.
Soekarno             : Laporan diterima. Sekarang sebarkan berita ini ke seluruh Indonesia.

Narator                                : Setelah para pemuda mendapat kabar tersebut, mereka menuntut untuk mempercepat proklamasi Indonesia.
Pemuda               : (demo) KAMI MAU MERDEKA !! MERDEKA !! KAMI MAU MERDEKA !!
Soekarno             : Tidak, tidak, tidak bisa!
Hatta                    : Kita harus menunggu dan mengikuti keputusan Jepang melalui PPKI. Apa kalian tidak memikirkan bahaya apa saja apabila bila kita tetap nekad memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Apa lagi kekuatan militer Jepang yang masih berada di Indonesia mampu menggagalkan rencana untuk memperoklamasikan Indonesia
Pemuda               : Tunggu sebentar, jika proklamasi Indonesia dilakukan melalui PPKI akan terkesan kemerdekaan kita adalah pemberian Jepang. Kita akan diragukan dan dianggap boneka Jepang oleh dunia Internasional.
Sutan Sjahrir      : Saya setuju kepada pemuda itu !
Pemuda               : (demo) KAMI MAU MERDEKA !! KAMI MAU MERDEKA !!
(Soekarno-Hatta kebingungan)

Scene 2
Narator                                : Pada tanggal 15 Agustus 1945. Para pemuda melakukan rapat yang dipimpin oleh Chaerul Saleh.
Chaerul Saleh    : Jadi hasil keputusan kita adalah :
a)      Kemerdekaan Indonesia adalah hak dan masalah rakyat Indonesia sendiri, bukan tergantung kepada negara lain.
b)      Mewujudkan proklamasi kemerdekaan oleh bangsa Indonesia sendiri yang bebas dari bangsa asing manapun.
c)       Menemui Soekarno-Hatta
Chaerul Saleh     : Wikana, Darwis, kalian saya utus untuk menemui Soekarno untuk menyampaikan hasil rapat ini.
Wikana : Siap laksanakan, bung !

(Wikana-Darwis pergi ke tempat Soekarno untuk menemuinya)
Darwis                  : Pak, pasukan bersenjata dari PETA, barisan pelopor, heiho dan pasukan pemuda siap mengepung kota untuk menjalankan revolusi bersenjata demi menghancurkan tentara Jepang. Kami sudah siap untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia ini.
Soekarno             : Tidak bisa! Kita perlu mempertimbangkan keterbatasan persenjataan yang kita miliki, tidak lihatkah anda, bahwa senjata Jepang lebih canggih? Lagipula sayapun belum siap untuk ini.
Wikana : Baiklah pak kalau begitu. Tapi tolong dipikirkan kembali pak, ini adalah kesempatan bagus untuk kita memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Narator                                : Kegagalan para wakil pemuda dalam mengajak Soekrno ditanggapi dengan serius oleh mereka sampai-sampai diadakan rapat yang kedua yang juga dipimpin oleh Chaerul Saleh.
Chaerul Saleh     : Jadi, hasil keputusan kita adalah:
a)      Kemerdekaan harus dinyatakan sendiri oleh rakyat tanpa menunggu kemerdekaan hadiah dari Jepang.
b)      Membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Karawang agar terhindar dari pengaruh Jepang untuk menindas dan menghalangi kemerdekaan Indonesia.
Pemuda               : Kenapa Rengasdengklok, tuan? Kenapa tidak di tempat lain?
Chaerul Saleh     : Rengasdengklok telah aman dan bebas dari kekuatan militer Jepang. Tentara PETA telah mengepung kota kecil itu.
Pemuda               : Kalau begitu, bawa Soekarno!! Bawa Hatta !!
Narator                                : Akhirnya, dibawalah Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Mereka mengadakan sebuah pembahasan yang sengit antara Soekarno dan para pemuda.
(di Rengasdengklok)
Pemuda               : Ayo! Kita rebut kemerdekaan Indonesia secepatnya dari tangan Jepang!
Soekarno             : Tidak bisa! Kita harus menunggu Jepang.
Pemuda               : Kita tidak akan merdeka kalau menunggu Jepang.
Hatta                     : Benar bung apa yang mereka katakan.
Soekarno             : Baiklah. Siapa yang akan membacakan proklamasi tersebut?
Pemuda               : Bagaimana kalau bung Karno saja? Bung Karno telah berperan banyak bagi kami.
Hatta                     : Saya setuju dengannya. Bagaimana bung?
Soekarno             : Baiklah. Apakah kita akan melakukannya disini?
Pemuda               : Tentu saja tidak. Kita akan melakukannya di  Jakarta.
Narator                                : Berita tentang hilangnya Soekarno-Hatta menyebabkan kepanikan anggota PPKI yang rencananya akan bersidang. Setelah ditelusuri ternyata tempat Soekarno-Hatta dapat diketahui. Seorang penghubung  dalam kelompok Kaigun yaitu Mr. Achmad Soebardjo ditugasi untuk menjemput Soekarno-Hatta di Rengasdengklok. (PPKI panik)
Achmad S.           : (menjemput Soekarno-Hatta) (berbicara pada pemuda) Soekarno Hatta akan secepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Pemuda               : Kapan? Kapan? Jangan beri kami janji palsu!
Achmad S.           : Paling lambat tanggal 17 Agustus. (kemudian pergi)
Scene 3
Narator                                : Setelah rombongan dari Rengasdengklok tiba di Jakarta, mereka langsung berkumpul di rumah Laksamana Maeda. Hal ini dimaksudkan agar tidak timbul kecurigaan di pihak Jepang. Pada malam itu juga, Soekarno-Hatta menemui Kepala Pemerintahan Umum, Mayor Jendral Nishimura untuk menjajaki sikapnya mengenai pelaksanaan Proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Soekarno             : Mayor Jendral, kami akan segera melaksanakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Bagaimana menurut anda?
Mayor Jendral   : Tidak bisa! Tidak bisa! Kami melarang kemerdekaan kalian-kalian, tapi kalian tetap harus mempertahankan status quo sampai Sekutu datang.
Soekarno             : Tapi, tapi …
Narator                                : Pertemuan itu tidak mengubah rencana yang telah disepakati bersama para pemuda, maka mereka pun kembali ke rumah Laksamana Maeda. Kemudian dibentuklah tim perumus teks yang terdiri dari Soekarno, Hatta dan Achmad Soebardjo.
Maeda                  : Selamat datang, bung! Silahkan masuk.
Hatta                     : iya, terima kasih.
Soekarno             : Ahmad Soebarjo, saya perintahkan kamu untuk mengutip kata – kata dari                                                           bagian pembukaan piagam Jakarta.
Ahmad S.             : Baik bung, siap dilaksanakan!
(Berunding)
Soekarno             : Ok, kita sepakati kalimat pertama proklamasi adalah “Kami Bangsa       Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.”
Hatta                     : Saya ingin menambahkan kalimat kedua bunyinya adalah “Hal-hal mengenai pemindahan kekoeasaan dan lain-lain, diselaggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnya.”
Sayuti Melik        : Saya bacakan perubahan pada teks proklamasi yaitu “tempoh menjadi tempo”, “Wakil-wakil bangsa Indonesia menjadi Atas nama bangsa Indonesia”, “  Djakarta 17-8-’05 menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen ‘05”.
Sukarni                 : Bagaimana kalau eks ini ditandatangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama seluruh rakyat Indonesia?
Semua                  : Baik, saya setuju!
Hatta                     : BM. Diah, tolong perbanyak naskah itu dan sebarkan ke seluruh Indonesia.
BM. Diah              : Oke, siap Pak!
Hatta                     : Adam Malik, bisakah anda membantu menyiarkan berita proklamasi ini ke seluruh Indonesia?
Adam M.             : Bisa Pak, akan saya lakukan!
Sukarni                 : Pak, bagaimana kalau pembacaan teks proklamasi dilakukan di lapangan IKADA?
Soekarno             :  Tidak, sebaiknya dilakukan di rumah saya saja pada pukul 10.00 pagi.
Semua                  : Baiklah, semoga rencana ini dapat terlaksana denganbaik dan lancar.   
Scene 4   
Narator                : Sejak pagi hari tanggal 17 Agustus 1945 rakyat telah banyak yang berkumpul di kediaman Soekarno .Mereka telah mempersiapkan segalanya untuk menyambut kemerdekaan. Sekitar  1000 orang hadir dalam pembacaan proklamasi itu dan mereka diatur oleh dua orang pemuda anggota Barisan Pelopor, yaitu Sudiro  dan Suhud.
Soekarno             : (Fatmawati jahit bendera merah putih) Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan Nasional tanpa henti. Di dalam zaman Jepang ini tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnya, tetap saja kita menyusun tenaga kita sendiri, tetap kita percaya pada kekuatan sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita bena-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib pada tangannya sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya. Maka kami, tadi malam telah mngadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia, permusyawaratan itu seia-sekata berpendapat, bahwa sekaranglah  saatnya yang tepat untuk menyatakan kemerdekaan kita.                   Saudara-saudara ! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah Proklamasi Kami :                 Proklamasi
                                Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia .
                                Hal-hal mengenai pemindahan kekoeasaan dan lain-lain, diselanggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnya
                                Djakarta, Hari 17 Boelan 8 Tahoen 05
                                Atas nama bangsa Indonesia
                                (Tanda tangan Soekarno)            (Tanda Tangan Hatta)
Narator                : Lalu dikibarkanlah bendera merah putih dengan diirigi lagu kebangsaan Indonesia Raya karya W.R. Supratman!
THE END





No comments:

Post a Comment